ALLAH BAPA SENANTIASA SETIA
Renungan.arayanaNews.com, Indonesia – Ayat Bacaan: Keluaran 2 Tesalonika 3:1-5; Ulangan 7:9
KESETIAAN ALLAH
“Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat” (2 Tesalonika 3:3).
Suatu ketika seorang ayah mendapat kabar sangat buruk dan menyedihkan, bahwa anak yang sangat dicintainya meningggal dunia usai mengalami kecelakaan maut. Sang ayah menemui pendetanya dengan duka mendalam, sambil terisak ia bertanya:
"Pak Pendeta, katakanlah padaku, dimana Allah ketika kecelakaan itu terjadi?"
Suasana pun menjadi hening, semua terdiam beberapa saat.
Tak berselang lama Pak Pendeta mulai bertutur..
"Pak, coba katakan juga padaku, dimanakah Allah ketika Putra-Nya meregang nyawa saat di kayu salib?"
Saudara terkasih, terkadang dan acap kali Kita tidak mengerti dengan banyak kejadian yang terjadi disekitar Kita. Pertanyaan "mengapa" seakan tak bisa lenyap dari dalam pikiran Kita. Semua jawaban seakan tak ada satu pun yang memuaskan. Namun sesungguhnya jawaban itu dapat Kita temukan lewat kisah tergantungnya Putra Allah di kayu salib. Tuhan Allah Bapa itu selalu dan senantiasa setia! Mari Kita renungankan kalimat ini lebih dalam lagi.
Bila Allah Bapa tak setia, Ia sejak dahulu kala membuang Kita dari hadirat-Nya. Mari Kita hitung berapa kali Kita "tersandung" dan "terpeleset" dalam lumpur dosa dan Kita hanya tertawa-tawa. Lantas kemudian Kita menuntut Allah Bapa untuk berlaku setia, padahal Kita sendiri tak setia.
Berbicara kesetiaan Allah Bapa, Musa berkata seperti ini, “Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, ALLAH YANG SETIA, yang MEMEGANG PERJANJIAN dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan BERPEGANG PADA PERINTAH-NYA, sampai kepada beribu-ribu keturunan” (Ulangan 7:9).
Apa yang membuat tak sedikit orang Kristen tidak setia kepada Allahnya? Sederet faktor dapat menjadi penyebabnya. Salah satu diantaranya adalah kebosanan. Kita melihat kecenderungan belakangan ini sejumlah orang Kristen mengalami apa yang disebut dengan kejenuhan rohani. Mereka kurang memiliki daya tahan yang tinggi sebagai orang percaya. Mereka tak mampu berbagi waktu dengan bijak antara perkara-perkara rohani dan jasmani. Selain itu, mereka cenderung lekas puas dengan keadaan rohani mereka. Tak ada nyala api yang membara serta membakar hati mereka. Mereka asal datang ke gereja, memberi persembahan, ya sudah. Tak ada target rohani yang bakal mereka capai. Akhirnya bisa Kita tebak, cepat atau lambat mereka pun mengalami kejenuhan rohani. Kemudian tak lama setelah itu mereka mulai berubah tidak setia!
Renungan: Dalam segala keadaan Allah Bapa bekerja. Ia tak akan pernah membatalkan kesetiaan-Nya kepada Kita. Di tengah kemelut yang mungkin Kita sendiri tidak tahu mengapa hal itu terjadi, tetaplah percaya bahwa Allah Bapa tidak tinggal diam. Ia menjadi pembela bagi umat-Nya. Cuma pembohong besar yang mengatakan bahwa Allah Bapa tidak setia.
Allah Bapa Senantiasa Setia |